This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Maret 2015

Hachiko - Kisah Seekor Anjing yang Selalu Setia Menunggu Majikannya Hingga 10 tahun


Tahun 2009, film Hachiko: A Dog's Story di rilis


Film yang menceritakan tentang kisah nyata seekor anjing di Jepang, dan dari film ini gue jadi mengerti arti dari yang namanya kesetiaan dan gue juga semakin sayang sama yang namanya anjing. Apa anda pernah mendengar cerita atau menonton film tentang Hachikō? Kalau anda tahu, Hachikō itu adalah anjing yang sekarang dijadikan monumen di Stasiun Shibuya, Jepang. Gak percaya? Berikut fotonya:

Kok bisa? Tentu aja bisa, karena Hachikō ini bukan anjing yang seperti biasanya. Anjing ini sangat terkenal di Jepang karena kisahnya yang begitu mengharukan dan memberi inspirasi bagi banyak orang.

Bagaimana kisah Hachikō?
Jadi kisahnya seperti ini... November 1923 lahirlah seekor anjing berjenis Akita di Odate, Jepang. Sewaktu berumur 2 bulan, dia dibawa ke rumah seorang professor bernama Ueno di Shibuya. Professor Ueno bekerja di Universitas Tokyo di bagian Departemen Pertanian. Dia senang memanggil anjing berjenis Akita ini dengan "Hachi" yang berarti delapan (8), katanya sih angka 8 itu bisa membawa keberuntungan. Sedangkan "" yang ada dibelakang nama Hachi-kō memiliki arti yaitu putera atau anak laki-laki. Sang professor mengakui Hachikō sebagai bagian dari keluarganya sendiri. Makanan favorit Hachikō adalah Yakitori (Sate Ayam).

Seperti biasa, Hachikō selalu menunggu kepulangan tuannya Professor Ueno di Stasiun Shibuya dari Universitas Tokyo. Hingga sebuah tragedi pada 21 Mei 1925 menimpa Professor Ueno. Ketika sedang bekerja di Universitas Tokyo, dia terkena stroke hingga akhirnya meninggal dunia sebelum sempat pulang kembali ke Shibuya. Dari sinilah kisah Hachikō dimulai. Anjing Akita yang tidak mengetahui bahwa tuannya sudah meninggal ini, selalu menunggu kepulangan tuannya di Stasiun Shibuya.

Karena kematian Ueno, Hachikō harus diambil alih oleh saudara Ueno. Hachikō pun hidup dengan saudara Ueno, yang tidak jauh dari Stasiun Shibuya. Suatu hari Hachikō merasa kesepian, dia pergi dari rumah barunya menuju Stasiun Shibuya dengan keinginan bertemu tuannya, Profesor Ueno. Setiap hari Hachikō selalu menunggu kepulangan tuannya yang sudah tiada itu.

Seorang tukang kebun yang dulu pernah bekerja untuk Professor Ueno bernama Kikuzaburo Kobayashi melihat Hachikō yang berhari-hari setia menunggu tuannya disana. Melihat kesetiaan seekor anjing kepada tuannya. Kikuzaburo selalu memberi makan kepada Hachikō sesuai dengan apa yang sering diberi Professor Ueno, Yakitori.

Tahun 1928, Stasiun Shibuya mengalami perombakan total. Disana Hachikō berlarian di setiap fasillitas Shibuya yang baru dan tetap setia menunggu tuannya. Hachikō tetap menunggu Professor Ueno dan tidur di salah satu sisi toko di dalam stasiun.

Ditahun yang sama, ada seorang peneliti anjing jenis Akita, dimana dia adalah salah satu murid Professor Ueno. Kebetulan dia melihat sesuatu yang menarik tentang Hachikō  Dia mengamati bagaimana Hachikō menunggu tuannya di Stasiun Shibuya, hingga mengikuti Hachikō ke rumah Kikuzaburo  Dari Kikuzaburo, peneliti itu mendapat informasi tentang Hachikō. Dia pun mulai menulis artikel tentang Hachikō.

Berita tentang Hachikō pun mulai menyebar di Jepang "Faithful Old Dog Awaits Return of Dead Master for Seven Years" adalah berita yang dimuat di harian Asahi pada 4 Oktober 1933. Hachikō pun menjadi terkenal hingga ke pelosok Jepang. Pada tahun 1934, didirikan patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya (Patung tersebut mengalami perombakan pada tahun 1948 karenaPerang Dunia ke-2).

Patung Hachikō di Stasiun Shibuya, Jepang
Hingga akhirnya  pada 8 Maret 1935, Hachikō meninggal di Stasiun Shibuya. Hachikō meninggal diakibatkan karena penyakit kanker terminal dan infeksi filaria (cacing). Hachikō menghabiskan 10 tahun hidupnya hanya untuk menunggu Professor Ueno pulang.

Foto orang-orang sedang mendoakan Hachikō yang sudah meninggal agar jiwanya selalu tenang
Sampai sekarang, patung Hachikō masih setai menunggu Profesor Ueno di pintu keluar Stasiun Shibuya yang bernama pintu Hachikō Shibuya, dengan posisi duduk seperti bagaimana Hachikō menunggu tuannya. Patung Hachiko sendiri kini terdapat 3 buah, satu di ShibuyaAkita, serta tempat kelahirannya diOdate. Hachikō menjadi simbol kesetiaan di Jepang. Setiap tanggal 8 April di depan Museum Hachikō selalu diadakan perayaan kepada Hachikō.

Demikian kisah seekor anjing bernama Hachikō yang selalu setia menunggu tuannya.
Berikut foto-foto Hachikō yang diambil saat Hachikō masih menunggu di Stasiun Shibuya:

Hachikō dan Professor Ueno
Hachikō The Faithful Dog